i frame

halaman terkait

Banner promosi sangtorayan,klik untuk meengunjungi,hubungi admin@Sangtorayan>untuk pemasangan iklan anda

sponsor :

ALUKTA TODOLO


Alukta/Aluk Toraya atau lebih lasim disebut masyarakat Toraja Aluk Todolo adalah agama leluhur nenek moyang suku Toraja yang hingga saat ini masih dipraktekkan oleh sejumlah besar masyarakat Toraja. Bahkan pada tahun 1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh negara dan resmi diterima ke dalam sekte Hindu (Hinda-Toraja). 

prosesi dalam ritual aluk todolo

Aluk Sanda Pitunna (aluk 7777)Pitung sa'bu mpitu ratu' mpitung pulo mpitu lise'na,disebarkan oleh Tangdilino' dan merupakan sistem religi yang diyakini oleh orang Toraja sebagai aluk yang diturunkan dari langit bersama-sama dengan umat manusia. Oleh karena itu, Aluk Sanda Pitunna adalah aluk tertua dan menyebar secara luas di Toraja. Sementara itu, Aluk Sanda Saratu' datang kemudian dan disebarkan oleh Puang Tamborolangi', namun Aluk Sanda Saratu' hanya berkembang didaerah Tallu Lembangna (Makale, Sangalla dan Mengkendek). 

Aluk Sanda Pitunna bersumber dari ajaran agama (sukaran aluk) yang meliputi upacara (aluk), larangan (pemali), kebenaran umum (sangka') dan kejadian sesuai dengan alurnya (salunna). Aluk sendiri meliputi upacara yang terdiri atas tiga pucuk dan empat tumbuni (aluk tallu lolona, a'pa' pentaunina). Disebut tiga aIuk karena ia meliputi upacara yang menyangkut manusia (aluk tau), upacara yang menyangkut tanam-tanaman (aluk tananan) dan upacara yang menyangkut binatang (aluk patuan) dan dikatakan empat oleh karena di samping ketiga hal di atas ada lagi satu upacara yang disebut upacara suru' berfungsi untuk menembus kesalahan (pengkalossoran).

Wilayah barat
Tokoh penting dalam penyebaran aluk ini di wilayah barat Tana Toraja yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu' yang menyebarkan ke daerah Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba'bana Minanga, dengan memperkenalkan kepada masyarakat setempat suatu pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja "to unnirui' suke pa'pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata sosial yang tidak mengenal strata.

Wilayah timur
Di wilayah timur Tana Toraja, Pasontik bersama Burake Tambolang menyebarkannya ke daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta'bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan memperkenalkan pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : "To Unnirui' suke dibonga, To unkandei kandean pindan", yaitu pranata sosial yang menyusun goodbye kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial.

Wilayah tengah
Tangdilino bersama Burake Tangngana menyebarkan aluk ke wilayah tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial "To unniru'i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan". Sesuai dengan makna dan kandungan yang terdapat di dalam sistem kepercayaan Aluk Todolo, terdapat sejumlah hal yang relevan dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup. Jika ditelusuri jejak referensi adanya konsep pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup bagi orang Toraja, ditemukan bahwa pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup bagi orang Toraja, pertama diatur dalam sistem religi yang ada dan hal itu meliputi hampir seluruh ritus yang dilaksanakan.

Seperti yang telah dibahas diatas bahwa sebelum kedatangan Tomanurun – Tomanurun di Toraja, telah ada sebuah kepercayaan yang telah di pegang dan dijadikan pegangan hidup masyarakat Toraja yaitu Aluk Sanda Pitunna yang di ciptakan oleh Ma'dika Tangdilino' dan Pong Sulo Ara' yang merupakan Aluk yang bersumber dari Sukaran Aluk yang masih dipegang teguh oleh Pong Sulo Ara'. Dimana Aluk Sanda Pitunna dikembangkan dan dibina berdasarkan 3 (tiga ) Lesoan aluk pada masing – masing Daerah adat Besar yaitu Daerah adat di Ambe'i, Daerah Adat di Puangngi, dan Daerah Adat di Ma'dikai.mencipkan ajaran baru

Menurut sejarah toraja setelah 150 tahun sesudah tersebarnya aluk sanda pitunna datang gerombolan Penguasa baru yang dikenal dengan Zaman datangnya Tomanurun – Tomanurun di Toraja. Dari beberapa Tomanurun ini salah satu yang sangat dikenal dalam sejarah Toraja yaitu Puang Tomanurun Tamboro Langi' yang datang di daerah padang dipuangngi. Tomanurun Tamboro Langi' dikenal sebagai pencipta dari aluk sanda saratu' yang disebarkan di daerah adat Padang diPuangngi.
Aluk Sanda Saratu' merupakan tambahan dari Aluk Sanda Pitunna yang telah ada terlebih dahulu dan berkembang di masyarakat Toraja. Di dalam aluk sanda saratu' dari Puang Tomanurun Tamboro Langi' yang banyak menjadi ketentuan – ketentuan ialah tentang bagaimana kedudukan Puang Tomanurun dan turunannya dalam masyarakat. Baik penguasa adat maupun sebagai pemegang aluk sanda saratu' yang menempatkan turunan Puang Tomanurun dimuliakan didalam masyarakat.

Inilah yang menjadi perbedaan menonjol diantara ketiga daerah adat besar di Toraja dimana daerah padang di Puangngi yang melaksanakan aluk sanda saratu' banyak merubah soal pergaulan masyarakat dan susunan pemerintahan yang sudah diletakkan dan diatur sebelumnya oleh Aluk Sanda Pitunna. Sedangkan daerah adat Padang di Ambe'I dan Padang dima'dikai tidak melaksanakan ajaran Aluk Sanda Saratu' yang berdasarkan Monarchi agama.

Setelah Aluk Sanda Saratu' perkembang baik di Daerah Adat Padang di Puangngi maka susunan masyarakat di daerah adat padang dibuangngi berubah dari dasar kesatuan, kekeluargaan, dan kegotong – royongan dari dasar Aluk sanda Pitunna berubah menjadi susunan masyarakat yang berbentuk kesatuan yang Marchistik yang berdasarkan Aluk sanda Saratu'.

Namun tidah semua daerah adat Padang dipuangngi yang melaksanakan dan menerima ajaran aluk sanda saratu' ini karena daerah bagian Utara dari padang dipuangngi yaitu daerah Kesu' dan sekitarnya. Menyebabkan daerah adatpadang dipuangngi terbagi 2(dua) yaitu :

Daerah adat padang dipuangngi bagian selatan melaksanakan aluk sanda saratu' disamping itu masih tetap melaksanakan aluk sanda pitunna.

Daerah adat padang dipuangngi bagian utara yaitu daerah Kesu' dan sekitarnya tidak melaksanakan aluk sanda saratu' dan melaksanakan Aluk Sanda Pitunna sepenuhnya. 

Karena daerah Kesu' dan sekitarnya yang merupakan Daerah bagian Utara dari daerah adat pdang dipuangngi tidak melaksanakan aluk sanda saratu' maka daerah tersebut memisahkan diri dari daerah adat padang diPuangngi dengan masyarakat yang tetap berbentuk Kesatuan, kekeluargaan, dan kegotong – royongan sesuai dengan ajaran Aluk Sanda Pitunna. Dan dengan memisahkan diri dari daerah adat padang diPuangngi maka daerah kesu' dan sekitarnya tidak lagi memakai gelar Puang sebagai gelar untuk Penguasa – Penguasa adatnya, tatetapi memakai Gelar Sokkong Bayu sebagai Gelar untuk Penguasa – Penguasa adat. Sokkong Bayu artinya Pemikil Beban yang terbesar dari masyarakat ( Sokkong = Kuduk, Bayu = Baju )

Dengan tersebarnya aluk sanda saratu' di daerah Bagian selatan padang di Puangngi maka daerah bagian utara memisahkan diri karna tidak melaksanakan ajaran aluk sanda saratu' namun berdasarkan pembagian Dasar Lesoan Aluk yang telah di tetapkan sebelumnya Menurut ajaran Aluk Sanda Pitunna dari Tongkonan Banua Puan Marinding, daerah padang dipuangngi baik daerah bagian selatan maupun utara masih tetap berlaku yaitu Lesoan Aluk Tananan Bua' Pemala' Tedong Sereala.

Dalam perkembangan masyarakat didaerah bagian utara daerah adat padang dipuangngi yaitu kesu' dan sekitaranya kemudian termasuk dalam kelompok adat Balimbing kalua' dan sekarang ini sudah termasuk dalam daerah adat Padang di Ambe'i karena dalam pembinaan masyarakat dan pemerintahan sama dengan adat padang di Ambe'i namun dasar Lesoan aluk Daerah kesu dan sekitarnya masi tetap melaksanakan Lesoan Aluk Tananan Bua' Pemala' Tedong Sereala yang merupakan lesoan aluk padang di Puangngi.

Sejak terpisahnya daerah adat padang diPuangngi bagian utara yaitu kesu' dan sekitaranya maka dengan resmi terbentuklah daerah adat padang dipuangngi yang mempergunakan ajaran aluk sanda pitunna dengan tambahan ajaran aluk sanda saratu'. Yang sampai sekarang dikenal dengan kelompok adat Padang diPuangngi Tallu Lembangna ( Tallu = Tiga = Lembangna = Pemerintahan sendiri ) dan kelompok adat Padang di Puangngi Tallu Batu Papan.

Dengan terbentuknya daerah adat padang di Puangngi yang bagian selatan dengan Aluk Sanda Saratu'. Maka Pusat penyebaran Aluk Sanda Pitunna beralih dari Tongkonan Banua Puan di Marinding ke Kesu' dengan Nama Panta'nakan Lolo ( Panta'nakan = Persemaian, Lolo = Muda, Pertama, Kuncup ) karena tongkonan banua puan di Marinding sudah termasuk dalam daerah Penguasa – Penguasa Aluk Sanda Saratu'.

1 comment:

tribute to

SANGTORAYAN CHANNEL YOUTUBE

Basa Dukai temai senga'na e